Jumat, 01 Juli 2016

HIPAREP CUP TURNAMEN VOLLY GALADESA


Datang dan saksikanlah turnamen volly galadesa yang akan diselanggarakan oleh KARANG TARUNA DUSUN PUHUN Desa Luragunglandeuh mulai tanggal 9 s/d 16 Juli 2016.

Penonton akan disuguhkan pertandingan-pertandingan seru, menarik dari pertandingan antara desa-desa unggulan, bukan cuma itu berbagai dorprize juga disediakan guna menghibur pemirsa.

Datang dan saksikanlah...!!!
Tonton pertandingannya dapatkan dorprizenya...

Sabtu, 30 April 2016

Turnamen Volly Mang Bebem Cup

Saksikan turnamen voli paling seru abad ini yang diadakan di Lapang Voli Pandapa Dusun Pahing. Dengan menampilkan para pemain muda berbakat di dusun Pahing. Turnamen ini diselenggarakan dalam rangka hajatan Mang Bebem (Owner Warung Kasreng Teh Aat, Cileuya) yang akan mengkhitan putra bungsunya yang bernama Lutfi. Semoga Cep Lufti di jadikan anak yang sholeh, berbakti pada orang tua, negara dan agama. Aamiin.

Turnamen voli kali ini di ikuti oleh 8 tim dan setiap tim mewakili RT masing-masing. Turnamen ini akan berlangsung selama satu Minggu.

Adapun Jadwal pertandingannya sebagai berikut :


Datang dan saksikan keseruan dan kemeriahannya.

Jumat, 29 April 2016

Sejarah Uang di Indonesia

Sejarah Uang Indonesia Masa Pra-Penjajahan
1. Uang masa Kerajaan Mataram Kuno


Sejarah dan perkembangan mata uang di Indonesia sudah dimulai sejak masa jaya Kerajaan Mataram Kuno, yakni sekitar tahun 850 M. Kerajaan ini menggunakan koin-koin emas dan perak berbentuk kotak sebagai alat tukarnya.
Koin-koin Kerajaan Mataram memiliki tiga satuan berbeda, yang nominalnya paling besar yakni Masa atau Ma dengan berat 2,4 gram; satu langkah di bawah Ma adalah Atak dengan berat 1,2 gram, 1 Atak setara dengan ½ Ma; dan Kupang atau Ku dengan berat 0,6 gram, 1 Ku setara dengan ½ Atak.





2. Uang masa Kerajaan Jenggala


Kerajaan Jenggala yang berkuasa di wilayah timur Pulau Jawa juga turut menorehkan sejarah uang Indonesia. Pada masa jayanya, yakni tahun 1042 – 1130 M, koin-koin emas dan perak tetap digunakan meski terdapat perubahan pada desain dan bentuk.
Selain koin-koin emas dan perak, kerajaan ini juga menggunakan uang kepeng dari Cina sebagai alat pembayaran resmi (bahkan lebih sering digunakan daripada koin emas dan perak). Ini adalah bukti pengaruh hubungan dagang dengan bangsa Cina.

3. Uang masa Kerajaan Majapahit


Keberadaan uang di Indonesia pun tidak terlepas dari sebuah kerajaan digdaya di nusantara, Kerajaan Majapahit.
Berdiri pada 1293 – 1500 M, Kerajaan Majapahit kembali menggunakan mata uang Ma, seperti Kerajaan Mataram Kuno. Tidak hanya Ma, kerajaan ini juga memiliki satuan mata uang Tahil, yang juga berupa koin emas.
Selain itu, Kerajaan Majapahit juga menggunakan uang-uang dari emas dan perak dalam berbagai bentuk: segiempat, setengah atau seperempat lingkaran, segitiga, trapesium, bahkan bentuk yang tidak jelas.
Ini menunjukkan bahwa rupa uang tersebut tidak penting. Selama ada cap bergambar teratai atau jambangan di permukaannya, uang tersebut bisa digunakan.
Ada juga Gobog Wayang, sebuah keeping uang dengan lubang di tengahnya. Gobog Wayang merupakan bentuk satuan mata uang yang ada dalam pengaruh budaya Cina.

4. Uang masa Kerajaan Samudra Pasai



Setelah lenyapnya Kerajaan Hindu di Indonesia, zaman berganti menjadi Kerajaan Islam. Salah satunya adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan yang terletak di ujung Pulau Sumatera ini mempunyai mata uang yang dinamakan Dirham.

Uang Dirham di Samudra Pasai dikeluarkan oleh Sultan Malik Al Zahir tahun 1297 hingga 1326 dan didominasi oleh tulisan arab dengan nama Malik al Zahir dan Sultan al Adul di sisi yang lain.

Malik al Zahir adalah petinggi teladan. Uang yang dikeluarkan setiap periode selalu mencantumkan nama Malik Al Zahir. Nilai 16 Dirham sama nilainya dengan 1 Real Spanyol atau nilai 5 Dirham sama dengan 1 Silling Inggris.

Dirham Samudra Pasai berkadar emas 70% dan 22 karat. Kemudian dalam perkembangannya kandungan emas terus diturunkan. Nilai mata uang Dirham dibuat dengan nilai 1 Dirham dan 1/2 Dirham.

5. Uang masa Kerajaan Buton


Berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara yang menggunakan koin emas dan perak sebagai alat tukar, Kerajaan Buton memberi warna sendiri pada sejarah Indonesia.
Mereka menggunakan uang berbahan kain tenun sebagai alat tukar. Uang Kerajaan Buton ini disebut Kampua, terbuat dari sehelai tenunan persegi panjang yang ditenun oleh puteri-puteri istana. Corak dan desain Kampua dibuat berbeda setiap tahun untuk mengantisipasi pemalsuan.

6. Uang masa Kesultanan Banten


Dalam sejarah uang Indonesia sebelum era penjajahan, uang Kasha adalah mata uang Kesultanan Banten. Dibuat pada 1550 – 1596 M, koin emas ini juga mencerminkan pengaruh Cina pada desainnya dan pengaruh Arab pada ukirannya. Selain itu terdapat pula koin-koin tembaga dan timah.


7. Uang masa Kerajaan Gowa



Kerajaan yang terkenal dengan kisah patriotik Sultan Hasanuddin ini mengukir sejarah uang Indonesia dengan mengeluarkan mata uang Jingara.
Jingara menggunakan campuran timah dan tembaga sebagai bahannya.





8. Uang masa Kesultanan Cirebon



Sejarah uang Indonesia pada masa Kesultanan Cirebon juga tidak terlepas dari pengaruh Cina.
Kesultanan Cirebon membuat mata uang dengan bantuan seorang Cina, mata uang tersebut disebut Picis. Picis terbuat dari timah tipis dan mudah pecah.



9. Uang Kesultanan Sumenep


Sejarah uang Indonesia di Kesultanan Sumenep terkait dengan masuknya Spanyol ke Indonesia.
Kesultanan Sumenep menggunakan uang Spanyol sebagai alat tukar. Selain itu, kerajaan ini juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.



Sejarah Uang Indonesia Masa Penjajahan

“Gulden pada sejarah uang Indonesia sempat ditarik dari peredaran karena berukirkan Ratu Wilhelmina dengan rambut yang terurai”
Perekonomian Indonesia di masa penjajahan Belanda tidak terlepas dari peran pemerintahan kolonial Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
VOC menyebarluaskan penggunaan mata uang Gulden Hindia-Belanda dalam kegiatan perekonomian di nusantara.
Selain gulden, mata uang lain yang digunakan—khususnya di wilayah Sumatra dan Jawa adalah dolar


Sumatra dan rupiah Jawa (keduanya hanya bertahan sampai tahun 1824 Masehi).
Keduanya punah karena pemerintah kolonial menegaskan penggunaan gulden.


Gulden pada sejarah uang Indonesia sempat ditarik dari peredaran karena berukirkan Ratu Wilhelmina dengan rambut yang terurai. Penarikan dari peredaran ini dilakukan karena dianggap sebagai penggambaran tidak sopan kepada seorang bangsawan.
Gulden berjaya di Indonesia untuk waktu yang relatif lama. Bahkan pada masa pemerintahan kolonial Jepang pun mata uang Belanda ini masih digunakan.
Hanya saja, pada gulden di masa penjajahan Jepang tertera tulisan “De Japansche Regering” (“pemerintah Jepang”). Selain itu, pemerintah kolonial Jepang juga mengedarkan mata uangnya sendiri, yaitu Dai Nippon Teikoku Seihu.
Selain gulden dan mata uang Jepang, mata uang lain yang pernah beredar dalam masa sejarah Indonesia adalah mata uang rupiah Hindia-Belanda. Mata uang ini diperkenalkan di tahun 1944 tetapi hanya bertahan satu tahun karena terimbas peperangan (Perang Dunia II).
Sejarah Uang Indonesia Pasca-Kemerdekaan
Dalam sejarah Indonesia, mata uang yang secara resmi beredar pada awal masa kemerdekaan adalah mata uang Jepang, gulden Hindia-Belanda, dan mata uang De Javasche Bank.

Inflasi mata uang sempat terjadi pada mata uang Jepang, terkait kekalahannya dalam Perang Dunia II.

Rakyat kecil Indonesia adalah pihak yang paling dirugikan atas inflasi tersebut, karena rakyat kecil Indonesia saat itu paling banyak menggunakan mata uang Jepang dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.
Kerugian rakyat kecil dalam sejarah uang Indonesia diperparah dengan diturunkannya kebijakan Panglima AFNEI yang menduduki Indonesia tahun 1946.
Kebijakan tersebut berisi pemberlakuan mata uang NICA sebagai alat transaksi resmi di Indonesia. Kebijakan ini menuai protes dari pihak pemerintah Indonesia karena mata uang NICA dianggap merugikan rakyat pribumi dan mengacaukan stabilitas perekonomian Indonesia yang baru saja merdeka.
Sikap protes pemerintah Indonesia ditunjukkan dengan dikeluarkannya kebijakan pelarangan menggunakan mata uang NICA dalam bertransaksi.
Langkah besar sejarah uang Indonesia yang pertama dalam mengatasi dilema penggunaan mata uang dengan pasukan AFNEI adalah diterbitkannya ORI (Oeang Republik Indonesia).

Pada 26 Oktober 1946, pemerintah Indonesia dengan tegas dan berani mengeluarkan mata uang baru dan melarang penggunaan mata uang asing mana pun, termasuk NICA.
Rakyat Indonesia yang baru merdeka mendukung sepenuhnya langkah berani ini. Rakyat banyak menggunakan ORI, sebagai simbol keberpihakannya kepada pemerintah Indonesia.
Pada masa penggunaan mata uang ORI inilah, Indonesia menggoreskan perubahan-perubahan besar di bidang perbankan, seperti berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan sebagainya.
Pendirian bank-bank nasional ini sebenarnya merupakan bentuk akuisisi pemerintah Indonesia terhadap aset-aset peninggalan para pemerintah sebelumnya, terutama pemerintah penjajah Jepang.
Dalam perkembangan ekonomi dan sejarah uang Indonesia, mata uang ORI hanya digunakan hingga tahun 1949.

Selanjutnya, Bank Indonesia memperkenalkan Rupiah sebagai mata uang resmi Indonesia. Rupiah, yang berasal dari kata rupee, yaitu mata uang India sebenarnya sudah ada sejak masa pemerintahan penjajahan Belanda, tetapi kalah pamor dibandingkan mata uang gulden.

Gambar Uang di Indonesia :
     



Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Rupiah adalah mata uang resmi Indonesia. Mata uang ini dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan kode ISO 4217 IDR. Secara tidak formal, orang Indonesia juga menyebut mata uang ini dengan nama "perak". Satu rupiah dibagi menjadi 100 sen, walaupun inflasi telah membuatnya tidak digunakan lagi kecuali hanya pada pencatatan di pembukuan bank.

Pada awalnya seorang pemilik koin emas yang ingin mengamankannya dari bahaya akan menitipkannya pada seorang pandai emas atau seseorang yang memiliki peti yang kuat dan loket untuk penebusannya. Ia akan meninggalkannya tentu saja dengan syarat ia dapat menariknya kembali, semuanya atau sebagiannya setiap saat ia perlukan.

Misalnya ada 11 orang menitipkan misalnya 100 keping emas pada seorang pemilik peti penyimpanan; maka orang ini akan menjadi bankir mereka. Mereka akan datang kepadanya dari waktu ke waktu, masing-masing menarik sebagian uang mereka yang akan dipakai atau menyerahkan sejumlah uang lain untuk disimpan.

Dengan segera diketahui pada prakteknya jumlah uang yang ditarik dalam jangka waktu tertentu, katakanlah sebulan telah digantikan oleh depositor dengan kecepatan rata-rata tertentu: yakni meski ada jumlah tertentu ada sejumlah terkait yang didepositkan. Tetapi di antara arus masuk dan arus keluar, selalu ada sejumlah besar cadangan di tangan. Selalu ada sejumlah besar cadangan emas dan perak di tangan orang yang dipercayai menyimpannya.

Dalam praktek diketahui bahwa secara permanen sisa uang yang tak terpakai ini ada sejumlah sepuluh kali dari jumlah yang perlu disiapkan untuk memenuhi permintaan penarikan.

Di tangan si bankir yang mendapatkan kepercayaan sebelas nasabah yang menitipkan uang, ada sebanyak 1100 Poundsterling dengan 1000 Pounds dari yang 1100 ini sepenuhnya menganggur dalam waktu tertentu. Cukup bagi si bankir untuk hanya menyimpan yang 100 Pound itu sebagai cadangan untuk memenuhi permintaan penarikan sebab ia bisa mengandalkan arus masuk deposit baru sebebasnya untuk memenuhi seberapapun arus penarikan terjadi. Si Jones boleh jadi menarik 10 Pound dari 100 Pound tabungannya untuk keperluan tahun baru, tapi pada Candlemas sebulan kemudian, ia akan membayarkan 10 Pound yang ia ambil itu untuk kembali ditabung. Dengan demikian cuma 1/10 dari jumlah total, yang harus disimpan oleh si bankir untuk memenuhi kewajibannya. Sisanya – sekurangnya ia gelapkan, ini penggelapan karena seseorang menggunakan milik orang lain yang dipercayakan kepadanya demi tujuan pribadi.

Tapi karena terbiasa, penggelapan ini lama-kelamaan dianggap wajar. Maka pada akhirnya si bankir merasa aman bila ia hanya mencadangkan 1/10 dari uang yang, berdasarkan hukum dan moral, ia wajib membayarkannya saat diminta. Sisanya yang 9/10 ia dapat gunakan untuk apa saja yang ia mau, khususnya diutangkan dengan riba.

Tapi itu baru awal dari cerita. Sebab sebagaimana kita ketahui, para bankir akan menerbitkan ‘tanda terima’, kuitansi, atau istilah resminya ‘janji pembayaran’ (promissory note), sebagai bukti penitipan koin emas itu. Oleh nasabahnya, kuitansi itu diterima seolah sebagai benar-benar pembayaran. Kertas ini, hari ini kita sebut sebagai cek.

Kemudian beredar dari satu tangan ke tangan yang lain untuk sewaktu-waktu di-cash kan (ditukar dengan koin emas di bank). Secarik kertas inipun di bawah hukum alat tukar (law of legal tender) akhirnya menjadi uang itu sendiri. Dengan instrumen ini para bankir mendapatkan keuntungan secara luar biasa karena, dengan mengeluarkan kerta-kertas ‘janji pembayaran’ ini, telah menciptakan uang dari kehampaan.

Anda dan saya dengan 1100 Poundsterling dapat mengupah 11 orang untuk membangunkan sebuah rumah untuk kita dalam waktu 6 bulan. Tapi seorang bankir dengan 1100 Pound dapat sekaligus membangun 10 rumah. Anda dan saya dapat meminjamkan uang kita yang 1100 Pound itu dengan 5% bungan dan mendapatkan 50 Pound dalam setahun; tapi seorang bankir, dengan dasar yang sama, dapat memperoleh sebanyak 550 Pound dalam setahun.

Ini juga belum akhir dari cerita, karena dengan berlakunya janji pembayaran tersebut sebagai uang itu sendiri, para bankir dapat melipat gandakan uangnya lagi, dengan cara menciptakan utang kepada para nasabah. Dengan teknik cadangan sebagaian ini, seorang bankir kemudian dapat memperbanyak ‘uang’ -nya sampai jumlah hampir tak terbatas, dengan jalan mengutangkan (tepatnya: membukukan utang) dengan bunga tersebut. Dalam istilah perbankan praktek ini disebut sebagai ‘ekspansi kredit’. Syarat cadangan sebagian atau fractional reserve requirement lazimnya pada mulanya adalah antara 8-10%. Dengan teknologi yang lebih baru, kartu kredit, sebuah bank bahkan praktis dapat membukukan utang – dengan demikian menciptakan uang – tanpa cadangan sama sekali.


Di Indonesia, pasca liberalisasi sektor perbankan pada 1988, persyaratan cadangan ini bahkan menjadi sangat kecil, diturunkan dari 15% menjadi 2%. Ini bibit yang menjadi awal malapetaka bangsa ini yang satu dekade kemudian ketika sektor perbankan in Indonesia rontok. Kita akan dengan luas kembali membahas nasib bangsa Indonesia yang kini terjebak dalam permainan para rentenir global ini di bawah nanti.

Kemampuan menciptakan kredit inilah yang memberikan oligarki keuangan kekuatan politik yang

sebenarnya. Sejumlah bukti-bukti lain akan diberikan di bawah nanti, baik di masa awal konsolidasi kapitalisme (abad ke-19) maupun di zaman mutakhir kini. Bank-bank kini menciptakan kredit dalam bentuk utang nasional, pada dasarnya, untuk tujuan apa saja – mulai dari perang, proyek ‘pembangunan’, bahkan ‘reformasi politik’. Tujuan utang bagi para rentenir adalah demi memperbanyak utang itu sendiri, karena dengan begitu mereka menciptakan kekayaan dengan cepat dan mudah. Tapi bagi sebuah bangsa, utang nasional apalagi yang merupakan ‘kredit politik’ seperti yang dikenal sebagai Structural Adjusment Loan dari IMF, dapat berarti ‘utang untuk menggali kuburnya sendiri’. Contoh kasusnya utang kepada Daulah Utsmani dan, semakin dapat dibuktikan kebenarannya, yang diberikan kepada bangsa kita sendiri sebagaimana kita alami hari-hari ini. Kita akan melihat fakta-faktanya di bawah nanti.

Semuanya sudah makin jelas kini. Tapi masih ada juga kesalahpahaman lain tentang uang kertas dan implikasinya. Sebagian beranggapan bahwa uang kertas lebih memajaki (membebani) kaum yang kaya yang punya lebih banyak uang daripada kaum miskin yang lebih sedikit memegangnya. Ini kekeliruan fatal, karena yang sebaliknyalah yang terjadi. Inflasi adalah pajak yang jauh lebih dibebankan kepada orang miskin. Sebab, meskipun inflasi menurunkan nilai semua mata uang dalam suatu waktu tanpa melihat siapa yang memilikinya, inflasi lebih menguntungkan orang-orang yang tengah berutang. Sebab, mereka yang berutang, akan melunasinya dengan nilai uang yang secara riel lebih kecil dari nilai asal yang menjadi kewajibannya semula. Karena yang mendapatkan kredit ini kebanyakan adalah orang kaya, merekalah yang lebih diuntungkan oleh sistem ini, dengan dua alasan:

1. Inflasi menurunkan nilai riel uang yang harus dibayarkan oleh debitur kaya tersebut.

2. Sistem uang kertas memberikan keistimewaan eksklusif yang luar biasa kepada orang kaya berupa akses untuk mendapatkan modal dari perbankan.

Secara keseluruhan sistem uang kertas adalah suatu bentuk ketidakadilan berupa pajak yang paling berat bagi warga negara, terlepas dari kelas sosial dan kondisi lainnya, demi keuntungan segelintir pribadi-pribadi. Semakin banyak uang yang diciptakan dalam bentuk kredit yang dikeluarkan oleh bank, semakin tinggi pajak yang harus ditanggung oleh masyarakat. Tingkatnya melebihi inflasi, karena harus kita tambahkan di sini dengan tidak meratanya peredaran uang, karena berlakunya formula ‘uang-datang-kepada-uang’. Seseorang yang akan meminta kredit kepada bank, katakanlah Rp. 1 Milyar, harus menyediakan ekuitas senilai yang sama, Rp 1 Milyar. Mungkinkah Rp 1 Milyar ini disediakan oleh seorang nelayan di Muara Angke? Kredit perbankan hanya akan datang kepada kaum kaya, yang akibatnya akan makin mempertajam jurang ketimpangan antara si kaya dan si miskin.

Itulah, boleh jadi, sisi terburuk dari sistem uang kertas: perpajakan terselubung, yang tidak terlihat karena tidak mudah, dan tidak pernah, dihitung seperti halnya inflasi. Secara keseluruhan itulah kapitalisme, yang ditopang oleh dua sumber daya hidupnya, riba sebagai jantung kiri dan pajak sebagai jantung kanannya. Dalam skala global kapitalisme, sebagaimana akan segera kita perlihatkan di bawah ini, telah menggantikan kekuatan militer sebagai alat untuk mengendalikan (baca: menjajah) warga masyarakat.

Selain alat dan cara penjajahannya ada perbedaan penting lain pada kolonialisme baru dibanding yang lama yang patut diketahui, meski pelaku dan korbannya sama. Ketika kolonialisme berlangsung secara fisik-militer, para pelakunya memperalat suatu pemerintahan (nasional) untuk menduduki secara fisik – di bawah ancaman militer – suatu pemerintahan (nasional) lainnya. Di balik layar adalah para rentenir dan pedagang yang mengeruk kekayaan dari bangsa yang dimangsanya. Kini, dalam kolonialisme baru, para pelakunya tidak lagi memperalat suatu pemerintahannya secara langsung, tapi melalui jaringan finansial multilateral (IMF dan Bank Dunia), yang memaksa pemerintahan nasional korban untuk melegalkan operasi-operasi mereka. Sejumlah lembaga multilateral lain, seperti ISO (International Standard Organization), WIPO ( World Intellectual Property Organization) dan sejenisnya, dengan yang terutama adalah WTO (World Trade Organization), memainkan peran yang sama di sektor jasa dan perdagangan. Di belakang mereka kemudian berbondong-bondong perusahaan-perusahaan Multinasional (Multinational Corporation atau MNC) untuk mereguk kekayaan dari tempat mereka beroperasi.

Kita akan membahas hal ini dengan lebih luas berikut ini. Marilah kita kembali ke fakta-fakta sejarah, dengan mulai mengacu pada peristiwa abad ke-19, yang merupakan masa-masa konsolidasi kekuatan kapitalisme dunia. Kita akan melihat peristiwa di negeri Muslim, yakni Mesir, dan implikasinya kemudian bagi Daulah Utsmani. Terakhir kita longok keadaan negeri kita sendiri, Indonesia.

Sejarah Goldsmith dan Penerapan sistemnya pada perekonomian modern




Jaman dahulu, pada saat emas dan perak menjadi alat tukar-menukar barang dan alat pengukur nilai barang dan jasa, banyak orang Yahudi yang menjadi penjual jasa penyimpanan emas yang lebih terkenal dengan istilah goldsmith (gold adalah emas, dan smith adalah semit atau Yahudi).


Ini karena di sebagian besar Eropa orang-orang Yahudi dilarang memiliki tanah yang membuat mereka tidak bisa menjadi petani dan menjadikan profesi sebagai goldsmith sebagai alternatif pekerjaan yang prospektif.

Meski dipandang sebagai pekerjaan kurang terhormat, orang-orang kaya yang memiliki banyak emas lebih menyukai menyimpan emasnya di goldsmith karena jaminan keamanan yang diberikannya. Mereka hanya cukup memberi imbalan sejumlah emas tertentu atas jasa penyimpanan yang diberikan goldsmith.

Untuk setiap emas yang disimpan, goldsmith mengeluarkan secarik kertas (sertifikat) berisi keterangan tentang kepemilikan emas sejumlah tertentu pada goldsmith. Setiap saat bila pemilik emas ingin mengambil simpanannya, ia tinggal menunjukkan sertifikat tersebut.

Seiring berjalannya waktu, semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat pada goldsmith dan juga karena sifat sertifikat yang likuid (mudah ditukarkan dengan emas kapan saja), masyarakat mulai menerima sertifikat tersebut sebagai alat tukar-menukar barang dan jasa. Pada saat inilah sertifikat tersebut menjadi uang kertas dan merupakan uang kertas pertama di dunia.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak emas yang disimpan di brankasnya, goldsmith melihat bahwa sebagian besar emas tersebut teronggok begitu saja di brankas untuk jangka waktu yang lama, karena kebutuhan likuiditas sudah terpenuhi dengan uang kertas. Ia mulai berfikir: bagaimana kalau sebagian daripada emas itu dipinjamkan ke orang yang membutuhkan (debitor) untuk dikembalikan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga?

Kemudian goldsmith mulai menjadi rentenir dengan meminjamkan sebagian emas milik nasabahnya kepada debitor yang membutuhkan. Setelah waktu yang ditentukan emas yang dipinjam debitor dikembalikan dan goldsmith mendapat keuntungan berupa bunga. Semakin sering dan semakin banyak goldsmith memberikan pinjaman, semakin besar pula keuntungan yang didapatnya.

Selanjutnya goldsmith mendapatkan ide lain. Mengapa harus memberikan pinjaman berupa emas? Bukankah uang kertas yang dikeluarkannya telah diterima sebagai alat tukar-menukar dan jual beli? Maka kemudian untuk setiap pinjaman yang ia berikan, ia hanya cukup mengeluarkan uang kertas. Dan setelah jangka waktu tertentu, debitor mengembalikan hutangnya berupa emas kepada goldsmith plus bunganya. Pada saat ini goldsmith melihat keajaiban yang menjadi nyata. Hanya dengan selembar kertas, ia mendapatkan sebongkah emas.

Saat itu sebenarnya goldsmith telah melakukan penipuan. Orang menyangka emas yang dijaminkan benar-benar milik goldsmith sendiri, padahal sebenarnya milik nasabah yang menitipkan emas. Selain penipuan ia juga melakukan pemerasan dengan membebankan bunga atas pinjaman yang ia berikan. (inilah cikal bakal prinsip perbankan)

Belajar dari kesuksesannya menipu nasabah (yang tidak mengetahui jika emasnya yang dititipkan dijadikan jaminan kredit) dan debitor sekaligus, kemudian goldsmith mendapatkan ide lagi. Bagaimana kalau dibuat beberapa lembar uang kertas sekaligus untuk beberapa debitor?

Maka dibuatkan beberapa uang kertas sekaligus untuk beberapa debitor. Dan setelah jangka waktu tertentu para debitor mengembalikan hutangnya berupa emas plus bunga. Keajaiban itu semakin menakjubkan.
Dengan modal beberapa lembar kertas, ia mendapatkan sejumlah besar emas. Maka ia pun mengeluarkan uang kertas sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Keuntungannya hanya dibatasi oleh kemampuan mencetak uang kertas. Tidak ada bisnis sepanjang sejarah umat manusia yang lebih menguntungkan daripada bisnis yang dijalani goldsmith.

Seiring berjalannya waktu semakin banyaknya orang yang menjadi debitor. Mereka rela antri duduk di bangku panjang untuk mendapatkan pinjaman dari goldsmith. Bangku panjang (banque) tempat duduk para calon debitor itu yang kemudian menjadi cikal bakal istilah BANK. Dalam waktu tidak terlalu lama, para goldsmith menjadi orang-orang terkaya di dunia.

Para bangsawan dan para raja yang serakah membutuhkan dana untuk membiaya tentara, dan belanja pegawainya. Mereka pun tidak bisa menghindar untuk menjadi mangsa para goldsmith yang kemudian berganti istilah menjadi banker (pemilik bangku). Sekali meminjam, nilainya jutaan kali pinjaman yang diterima individu-individu, dan begitu juga keuntungan yang didapatkan banker.

Para banker itu senang denggan sifat serakah para raja dan bangsawan yang suka berperang memperebutkan kekuasaan. Semakin serakah mereka, semakin banyak perang yang dijalaninya dan itu berarti semakin banyak pinjaman yang bisa diberikan para banker.

Dalam banyak kasus, ketika perdamaian terjadi, para banker justru menjadi provokator politik untuk memicu peperangan.
- Mereka membiayai Oliver Cromwell untuk memberontak kepada Raja Charles di Inggris.
- Mereka membiayai William Orange merebut tahta raja Inggris dari Charles II.
- Mereka merekayasa Revolusi Perancis
- Membiayai petualangan Napoleon
- Memprovokasi kemudian membiayai pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Sipil Amerika, merancang Perang Krim, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, Vietnam, Teluk, dan perang-perang yang lain.
Setelah perang, para pemimpin dan sekaligus juga rakyat negara-negara yang terlibat perang menjadi sapi perahan para bankir atas hutang yang mereka tanggung.

Selanjutnya, selain mendapatkan keuntungan materi yang tiada tara, banker juga mendapatkan keuntungan politik yang besar. Mereka dapat dengan mudah mengangkat seseorang menjadi penguasa semudah mereka menjatuhkannya dari kekuasaan dan semakin besar kekuasaan politik mereka, semakin besar pula keuntungan ekonomi mereka. Politik dan uang, dua sisi mata uang yang sama, semuanya telah dimiliki para banker.

Ketika pada awal abad 20 ditemukan minyak bumi, para banker itu melihat peluang bisnis besar lain. Jika manusia bisa dibuat tergantung hidupnya pada minyak, maka keuntungan mereka akan semakin besar, meski dibandingkan keuntungan yang diberikan oleh bisnis keuangan masih kalah jauh.

Maka mereka membayar Henry Ford (seorang ahli mesin internal combustion berbahan bakar minyak) untuk memproduksi mobil berbahan bakar minyak secara massal sehingga production cost-nya lebih kecil dan bisa dijual dengan harga relatif murah.

Di sisi lain mereka membujuk Thomas Alva Edison untuk menghentikan ambisinya memproduksi mobil berenergi batere (karena akan mengancam bisnis baru mereka) dengan tawaran menjadi bos perusahaan General Electric. Sedangkan untuk urusan produksi minyaknya, mereka mempercayakan pada Rockefeller.

Perusahaan-perusahaan transportasi massal dengan model transportasi berenergi listrik seperti trem mereka beli untuk mereka gantikan modelnya menjadi bus-bus berbahan bakar minyak. Bila ada perusahaan yang melawan, mereka mengerahkan pasukan mafia, pengacara, atau aparat pemerintah yang sudah disuap. Tidak lupa pembunuhan kharakter melalui media massa akan dialami para penentang banker.

Ketika Stanley Meyer, seorang ilmuwan Amerika menemukan alat pengubah air menjadi bahan bakar hidrogen yang murah dan portabel, ia ditangkap, diadili dan terakhir dibunuh.

Sama dengan apa yang telah dilakukan terhadap Ezra Pound, sastrawan besar penentang dominasi banker kapitalis internasional. Setelah tidak memiliki alasan mengadili Ezra karena pemikirannya, Ezra dijebloskan ke klinik perawatan penyakit jiwa (sastrawan besar yang beberapa muridnya meraih Nobel Sastra dianggap gila?) hingga meninggal dalam tahanan.

Hal yang sama juga menimpa Joko, penemu blue energy dari Indonesia. Dianggap membahayakan kepentingan para kapitalis penguasa bisnis minyak, ia diculik, dibunuh kharakternya melalui media massa dan sekarang harus menghadapi proses pengadilan.

Dan inilah sedikit gambaran keuntungan bisnis para bankir kapitalis di bidang perminyakan. Saat ini konsumsi minyak dunia sekitar 100 juta barrel sehari. Biaya produksi minyak rata-rata katakan saja $20 per-barrel meski sebenarnya lebih kecil. Jika harga minyak dunia, katakan $50 per-barrel, maka produsen minyak mendapat keuntungan $30 per-barrel. Berarti keuntungan produksi minyak global sehari adalah $30 x 100 juta = $3 miliar atau Rp30 triliun lebih dengan kurs dollar sekarang. Dalam setahun keuntungannya adalah Rp30 triliun x 365 = Rp11.000 triliun. Katakan 50% total keuntungan itu jatuh ke tangan perusahaan-perusahaan minyak dunia milik para banker, maka keuntungan para banker dari produksi minyak adalah Rp5.500 triliun setahun.

Diperlukan ribuan orang Syech Puji (kiai nyentrik yang suka pamer kekayaan dan memperistri anak kecil) untuk menandingi keuntungan para banker itu, dari bisnis minyak saja. Ingat dari bisnis minyak saja, belum bisnis terkait seperti mobil, transportasi, apalagi bisnis pokok mereka.

Sistem perbankan yang berlaku saat ini adalah sistem yang sama dengan sistem perbankan goldsmith, dengan kualitas dan kuantitas yang jauh lebih besar. Contohnya bank kini bahkan tidak perlu lagi mengeluarkan uang kertas atau sertifikat untuk memberikan pinjaman.

Cukup dengan sebuah entry di komputer alias dengan udara kosong maka kredit sudah diberikan. Dan kemudian, para debitor harus membayar dengan darah dan keringat atas abab yang diberikan banker. Jika gagal membayar, harta bendanya disita oleh bankir sebagaimana dialami jutaan debitor sub-prime mortgage di Amerika di tahun 209 lalu.

Para bankir internasional saat ini adalah keturunan para goldsmith jaman dahulu. Sebagian besar bank di dunia, termasuk Indonesia, adalah milik para bankir internasional itu (Kepemilikan Saham).

Pada suatu saat para banker itu bosan dengan tumpukan uang kertas yang menumpuk di gudang mereka setelah sebelumnya persediaan emas dunia kering tersedot ke brankas mereka kecuali sebagian kecil yang dipakai masyarakat sebagai perhiasan.

Mereka ingin pembayaran riel: properti, tanah, emas, asset-asset perusahaan dan sebagainya. Maka mereka menghentikan suplai uang kertas dan menarik yang sudah beredar. Istilahnya kebijakan tight money. Dunia pun mengalami krisis finansial yang merembet ke seluruh sektor ekonomi. Perusahaan-perusahaan bangkrut, debitor-debitor tidak dapat membayar hutangnya, saham perusahaan-perusahaan anjlok.

Saat inilah para bankir itu menjalankan rencananya: memborong perusahaan-perusahaan yang bangkrut, saham-saham perusahaan yang anjlok, dan menyita harta benda debitor yang gagal bayar. Maka dalam waktu singkat terjadi pemindahan kekayaan besar-besaran dari masyarakat ke kas para banker. Dan dalam situasi itu, mereka dengan bersembunyi di balik jubah IMF dan Bank Dunia, datang menawarkan “bantuan” yang sebenarnya berupa kredit berbunga ganda yang mencekik leher dan hanya membuat manusia semakin jatuh dalam cengkeraman kekuasaan mereka.

Hal inilah yang terjadi pada fenomena Depresi Besar tahun 1930-an, Krisis Moneter tahun 1997 dan Krisis Finansial Global saat ini. Bahkan saat ini AMERIKA pun tak luput dari tipu daya segelintir orang tersebut. Amerika Serikat diambang resesi. Dengan utangnya yang mencapai $ 14,3 triliun dollar atau setara dengan 100 persen dari PDB-nya. Persetujuan Kongres tentang kenaikan utang, yang menyelamatkan Amerika Serikat dari gagal bayar (default), tak mendapat sambutan positif di seluruh pasar bursa saham. Nilai perdagangan di bursa saham, semuanya rontok, dan berimbas ke seluruh dunia.

Kamis, 28 April 2016

Perbedaan Otak kiri dan otak kanan

Otak kiri vs Otak Kanan

Percobaan telah menunjukkan bahwa kedua sisi otak yang berbeda berperan untuk perilaku berpikir yang berbeda pula :

Otak Kiri :

Mengontrol tubuh bagian Kiri
Ketrampilan angka-angka
Matematika/ketrampilan ilmiah
Menganalisa
Obyektifitas
Menulis
Berbicara
Logika
Pertimbangan
Otak kanan :

Mengontrol tubuh bagian kanan
Bentuk 3 dimensi
Musik dan selera seni
Penyatuan
Subyektifitas
Imajinasi
Intuisi
Kreatifitas
Emosi
Menurut teori ini, otak kanan bertanggung jawab secara acak, intuitif, holistik, menyatukan dan pemikiran subyektif. Sementara otak kiri berperan untuk berfikir logika, skuensial, rasional, analitis, dan obyektif. Kebanyakan individu memiliki preferensi berbeda dalam menggunakan salah satu gaya berfikir ini. Jadi seseorang mungkin lebih cenderung menggunakan otak kiri, dan yang lain mungkin lebih cenderung ke otak kanan –  didasarkan pada bagaimana mereka menggunakan otak kanan dan otak kiri untuk memecahkan masalah.

menggunakan Otak Kanan
Orang yang lebih dominan menggunakan otak kanan cenderung menggunakan kreativitas untuk memecahkan suatu masalah. Mereka lebih banyak mengandalkan intuisi dan lebih cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Pada intinya, orang yang banyak menggunakan otak kanan tidak detail oriented.

Menggunakan otak Kiri
Orang yang lebih dominan menggunakan otak kiri lebih memilih alasan untuk segala sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika rasional untuk mengidentifikasi penyebab masalah, dan kemudian berpikir tentang bagaimana cara mengatasinya. Pada intinya, orang yang berfikir menggunakan otak kiri adalah detail-oriented.

Identifikasi
Perbedaan antara fungsi otak kanan dan otak kiri pertama kali dibuat sebagai upaya awal untuk mengidentifikasi penyebab masalah berbicara. Hasil otopsi dari pasien yang mengalami gangguan berbicara yang parah menunjukkan adanya tumor besar di sisi otak kiri. Tumor ini menyebabkan pasien kehilangan kemampuan berfikir secara logis, meskipun tetap memiliki kemampuan untuk berbicara. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan korelasi yang mendalam antara daerah aktivitas otak dan jenis tugas spesifik. Daerah penelitian sudah cukup berkembang, karena melakukan langkah rehabilitasi dan pengobatan cedera otak menjadi lebih penting.

Seimbang
Kebanyakan individu memiliki preferensi yang berbeda untuk salah satu gaya berpikir ini. Namun walau bagaimanapun, adalah lebih utuh jika sama-sama mahir berfikir menggunakan kedua cara berfikir tersebut.

Kurikulum : Agar lebih utuh dalam menggunakan otak pada orientasi individu, pendidikan harus memberikan bobot yang sama dengan mengajarkan seni, kreativitas, dan keterampilan imajinasi.

Instruksi : Untuk menumbuhkan lebih banyak pengalaman skolastik pada kedua sisi otak, pendidik harus menggunakan teknik instruksi yang terkait dengan preferensi kedua sisi otak. Kelas di sekolah bisa meningkatkan kegiatan belajar otak kanan dengan mengikutkan lebih banyak pola, metafora, analogi, bermain peran, visual dan gerakan membaca, perhitungan, dan kegiatan analitis.

Penilaian : Untuk evaluasi yang lebih akurat,  pendidik harus mengembangkan bentuk-bentuk penilaian baru yang mengembangkan bakat dan keterampilan dengan menggunakan rotak kanan

Rabu, 27 April 2016

Sejarah di Buln Mei

Ada kejadian apa di bulan Mei ?
Ini dia sejarah apa saja yang terjadi di bulan Mei


Bulan Mei dalam kalender Indonesia memiliki 2 tanggal yang penting bagi bangsa Indonesia, yaitu tanggal 2 mei yang merupakan hari pendidikan dan juga tanggal 20 yang merupakan Hari Kebangkitan Nasional.

Dan ternyata ada juga peristiwa-peristiwa penting  dan dianggap bersejarah yang pernah terjadi  di bulan Mei di berbagai negara, khususnya pada tanggal 20 Mei entah itu dibidang politik, musik, olah raga atau lainnya, tentunya sih versi Kagakribet.

Peristiwa Penting Dan Bersejarah Di Dunia Di Mei :

Tanggal 1 :
1948 - Korea Utara terbentuk
1950 - Gwendolyn Brooks menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memenangkan Pulitzer Prize untuk buku puisinya yang berjudul Annie Allen.
1961 - Fidel Castro mengumumkan gak ada lagi pemilu di Kuba
2011 - Osama Bin Laden terbunuh di Abbottabad, Pakistan oleh Angkatan Laut Amerika, SEAL, dalam
Operation Neptune Spear.

Tanggal 2 :
1968 - Angkatan Darat AS menyerang Nhi Ha di Vietnam Selatan dan memulai pertempuran 14 hari untuk bergulat menjauhkannya dari para komunis Vietnam.

Tanggal 3:
1979  - Margaret Thatcher menjadi perdana menteri wanita pertama di Inggris

Tanggal 4 :
1927 - Sebuah balon melambung tinggi ke atas lebih dari 40 ribu kaki untuk pertama kalinya.

Tanggal 5 :
1494 - Christopher Columbus mendarat di pulau Jamaica dan diberi nama Santa Gloria
1935 - Jesse Owens (AS) membuat rekor lompatan jauh

Tanggal 7 :
1945 - Jerman menandatangi penyerahan (diri) tanpa syarat, yang mana secara efektif mengakhiri PD II di Eropa

Tanggal 8 :
1886 - ahli farmasi, John Pemberton menemukan Coca Cola
1967 - Petinju Muhammad Ali didakwa karena menolak induksi di AD Amerika Serikat

Tanggal 9 :
1872 - Victoria Woodhull menjadi wanita pertama yang dinominasi untuk Presiden AS
1994 - Nelson Mandela di sumpah  sebagai  presiden Afrika Selatan dan menjadi presiden pertama yang berkulit hitam.

Tanggal 13 :
1888 - Perbudakan dihapuskan di Brasil.
1981 - Paus Johanes Paulus II selamat dari usaha pembunuhan.

Tanggal 14 :
1796 - Dokter Inggris Edward Jenner memberikan vaksinasi cacar sukses pertama
1973 - stasiun luar angkasa AS Skylab diluncurkan.

Tanggal 15 :
1930 - Ellen Church menjadi pramugari penerbangan yang pertama
1958 - Sputnik III diluncurkan oleh Uni Soviet

Tanggal 16 :
1920 - Joan of Arc dikanonisasi (dinyatakan (sebagai orang) suci) di Roma
1928 - Academy Awards  yang pertama diadakan di Hollywood

Tanggal 18 :
1804  - Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Perancis
Tanggal 20 :
1775 - Carolina Utara menjadi koloni pertama yang mendeklarasikan kemerdekaannya.
1861 - Carolina Utara menjadi negara bagian terakhir yang memisahkan diri dari Union
1932 - Amelia Earhart mendarat dekat Londonderry, Irlandia, menjadi wanita pertama yang terbang solo menyeberangi samudra Atlantik.

Tanggal 21 :
1506  - Christopher Columbus meninggal
1881 - Palang Merah AS didirikan oleh Clara Barton
1991 - Di Madras, India, bom bunuh diri menewaskan mantan Perdana Meteri, Rajiv Gandhi

Tanggal 22 :
1939 - Adolf Hitler dan Benito Mussolini menandatangai Pact of Steel yang membentuk kekuatan-kekutan "Axis"

Tanggal 23 :
1949 - Republik Federal Jerman Barat diproklamirkan.

Tanggal 24:
1543 - Nicolaus Copernicus menerbitkan bukti tata surya berpusat pada matahari.
1878 - Balapan sepeda di Amerika diselenggarakan pertama kali di Boston
1930 - Amy Johnson menjadi wanita pertama yang terbang dari Inggris ke Australia

Tanggal 25:
585 SM - Thales of Greece membuat prediksi pertama kali akan gerhana matahari
1935 - Jesse Owens membuat 6 rekor dunia dalam waktu kurang dari 1 jam di Ann Arbor, Michigan

Tanggal 26 :
1969 - Apollo 10 kembali ke bumi
1977 - debut film Star Wars

Tanggal 27 :
1647 - Achsah Young menjadi wanita pertama yang diketahui dieksekusi sebagai seorang penyihir di Massachusetts.
1937 - Jembatan Golden Gate di San Francisco di buka.



Tanggal 28 :
1953 - Melody, kartun animasi 3D yang pertama di Technicolor, premiers.
1961 - Amnesty Internasional, organisasi hak-hak asasi manusia, didirikan.

Tanggal 29 :
1951 - C.F. Blair menjadi pria pertama yang terbang ke Kutub Utara dengan pesawat bermesin single.
1953 - Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menjadi manusia pertama yang mencapai puncak Gunung Everest.
1990 - Boris Yeltsin terpilih jadi presiden Rusia.

Tanggal 30 :
1889 - Kutang /beha diciptakan
1971 - NASA luncurkan Mariner 9, satelit pertama yang mengorbit ke Mars.

Tanggal 31 :
1961 - John Lennon dan Yoko Ono rekaman "Give Peace a Chance"1988
 - Presiden Ronald Reagen tiba di Moskow, presiden AS pertama yang melakukan hal itu setelah 14 tahun.

Apa yang akan terjadi di Mei 2016 ??
Apapun yang akan terjadi semoga itu kejadian yang membuat kita semua menjadi baik.
Aamiin